Thursday

Soal Uji Kompetensi Keperawatan dan kunci jawaban serta pembahasan 2019 Lengkap

Berikut ini adalah Latihan Uji Kompetensi Perawat (UKOM) bagian ke 83 beserta kunci jawabannya serta pembahasannya

Soal Uji Kompetensi Keperawatan dan kunci jawaban serta pembahasan 2019 Lengkap
senam lansia

Asosiasi Institute Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)


Dibawah ini terdapat 6 buah contoh soal uji kompetensi (UKOM) Keperawatan beserta rasional dan kunci jawabannya


1. Perawat pada unit ruang nifas merawat klien yang baru saja melahirkan dengan riwayat plasenta  privia. Manakah resiko yang muncul terkait plasenta privia yang perlu diperhatikan perawat  ketika meninjau rencana keperawatan dan mempersiapkan melakukan pengawasan pada klien?
A. Infeksi
B. Perdarahan
C. Hipertensi Kronis
D. Disseminated intravascular coagulation (kelainan pembekuan darah intravena)
E. Gagal ginjal akut

Jawaban : B
Rasional: Pada plasenta privia, plasenta terletak pada segmen bawah uterus. Segmen bawah  uterus tidak mempunyai struktur otot yang sama seperti kepunyaan uterus, dan bagian ini lebih  rentan terjadi perdatahan. Pilihan A, C, D dan E bukan resiko spesifik yang terkait dengan  plasenta privia.

Strategi Mengerjakan Soal: Fokus pada subjek, resiko yang terkait plasenta privia. Pikirkan  tentang patofisiologi yang berhubungan dengan kelainan ini dan mengingat bahwa perdarahan  merupakan perhatian utama pada klien yang dapat dengan mudah mengarahkan anda pada  jawaban yang benar.
Review: Plasenta privia
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan prosedur
Keilmuan: Maternitas
Proses Keperawatan: Evaluasi
Upaya Kesehatan: Kuratif
Kebutuhan Dasar: Oksigenasi
Sistem Tubuh: Repropduksi
Daftar pustaka: Lowdermilk et al (2012), p. 52



2. Perawat sedang membantu klien yang sedang dilakukan induksi persalinanpada usia kehamilan  41 minggu. Klien mengalami kontraksi sedang dan muncul setiap 2 sampai 3 menit, dengan  durasi kontraksi 60 detik. Sebuah monitor denyut jantung janin telah terpasang. Rata-rata denyut  jantung janin antara 120 sampai 122 kali per menit selama satu jam. Apakah tindakan prioritas?

A. Memberitahukan pada petugas kesehatan yang lain
B. Menghentikan infus oksitoksin (pitocin)
C. Memebrikan oksigen masker 8 sampai 10 lpm
D. Menghubungi keluarga klien jika keluarga belum ada ditempat
E. Meningkatkan jumlah tetes cairan infus

Jawaban : B
Rasional: Tindakan keperawatan prioritas adalah menghentikan infus oksitoksin. Oksitoksin  dapat menyebabkan kontraksi uterus yang kuat dan penurunan oksigen plasenta, menyebabkan  penurunan beberapa kondisi. Setelah menghentikan oksitoksin perawat harus mengatur posisi  klien. Memberikan oksigen, meningkatkan tetesan cairaran IV (cairan infus tanpa oksitoksin),  dan meberotahukan pada petugas kesehatan yang lain adalah tindakan yang dapat diambil dalam  situasi ini. Menghubungi keluarga klien bukan tindakan prioritas saat ini. 

Strategi Mengerjakan Soal: Fokus pada kata kunci “prioritas.” Fokus pada data pertanyaan dan  perhatikan kalimat sedang melakukan induksi persalinan dan pilihan yang tepat. Serta ingat  kembali kebutuhan fisiologis merupakan prioritas di atas kebutuhan psikologis.
Review: Perawatan pada klien yang mendapatkan oksitoksin (Pitocin)
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan prosedur
Keilmuan: Maternitas
Proses Keperawatan: Implemetasi
Upaya Kesehatan: Kuratif
Kebutuhan Dasar: Oksigenasi
Sistem Tubuh: Reproduksi
Daftar pustaka: Lowdermilk et al (2012), p. 804-805.



3. Tim perawat pencegahan dan penegndalian infeksi  salah satu RS melakukan skrinning MRSA di sebuah bangsal penyakit dalam, karena ditemukan salah satu klien denagnImmunokompromis terdiagnosa MRSA. Dari hasil skrinning didapatkan 3 perawat positif dan beberapa peralatan mengandung kolonisasi MRSA. Apakah tindakan yang tepat yang harus dilakukan tim PPI tersebut?

A. Mensosialisasikan kembali universal precaution di semua instansi
B. Menganjurkan perawat untuk mandi 3 kali sehari
C. Menganjurkan perawat untuk istrahat di rumah selama sebulan
D. Menutup sementara bangsal penyakit dalam tersebut
E. Melakukan skrinning di seluruh bangsal RS

Jawaban : A
Rasional: Ditemukan terdapat kolonisasi MRSA menunjukkan bahwa individu tersebut berpotensi terjadinya transmisis MRSA ke orang dan benda mati lainnya. Oleh karena itu barang yanf terkontaminasi harus dibersihkan dan individu harus ditangani. Selain itu, hal ini merupakan pihak RS harus kembali mensosialisakan tentang perlindungan seperti mencuci tangan dengan benar dan menggunkan alat pelindung diri ketika berinteraksi dengan klien., karena kita tidak mengetahui klien mana yang berpotensi menularkan MRSA. Perawat dengan kontaminasi MRSA harus mandi dengan klorin 2 kali sehari selam 2 minggu berturut-turut dan mendapat pengobatan dari dokter.

Strategi Mengerjakan Soal: Fokus pada tindakan untuk pencegahan penyebaran MRSA. Penutupan bangsal dan meliburkan perawat tanpa adanya dekontaminasi tidak akan menghilangkan kolnisasi MRSA. Melakukan skrinning MRSA di seluruh RS akan memberatkan biaya management RS.
Review: Penatalaksanaan keperawatn pada klien dengan MRSA
Kompetensi: Asuhan dan manjemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan Kognitif
Keilmuan: KMB
Proses Keperawatan: Implemtasi
Upaya Kesehatan: Kuratif
Kebutuhan Dasar: Aman dan nyaman
Sistem Tubuh: Pelayanan kesehatan
Daftar pustaka: Ignatavicius, Workman (2013), p. 417-418



4. Seorang perawat sedang memberikan penjelasan kepada klien untuk persiapan pulang pada klien dengan kanker prostat setelah tindakan prostatectomy. Penjelasan yang diberikan agar klien tidak mengangkat barang dengan bobot lebih dari 10 kg selama minimal 6 minggu. Apakah diagnosa keperawatan yang relevan dengan rencana tersebut?

A. Resiko gangguan cairan
B. Gangguan aktivitas dan istirahat
C. Resiko komplikasi pendarahan
D. Resiko gangguan mobilitas fisik
E. Gangguan eliminasi urine

Jawaban :C
Rasional: Untuk mencegah mengangkat beban yang lebih dari 10 kg selama minimal 6 minggu merupakan penjelasan yang tepat bagi klien pasca prostatektomi untuk mencegah komplikasi pendarahan. Pilihan C adalah diagnosis yang relevan dengan rencana tersebut. Pilihan A, B, D, dan E disingkirkan karena tidak ada data dan rencana yang relevan dengan diagnosis tersebut.
Strategi Mengerjakan Soal: Fokus pada pokok masalah, diagnosis yang relevan dengan penjelasan pasca prostatektomi.



5.
Methylergonovine (Methergine) resep untuk menangani perdarahan post partum pada ibu. Sebelum pemberian obat tersebut, apa pengkajian keperawatan prioritas paling tepat?
A. Kontraksi uterus
B. Tekanan darah
C. Jumlah lokia
D. Refleks tendon bagian dalam
E. Gas darah

Jawaban : B
Rasional: Methylergonovine sebuah ergot alkaloid, dipergunakan untuk mecegah dan mengontrol perdarahan post partum. Methylergonovine menyebabkan kontraksi uterus yang berlanjut dan dapat meningkatkan tekanan darah. Pengkajian prioritas sebelum pemberian obattersebut adalah memeriksa tekanan darah. Petugas kesehatan harus mewaspadai adanya hipertensi. Meskipun pilihan A, C, dan D merupakakan komponen post partum, pilihan yang tepat, tekan adarah sangat berhubungan dengan pemberian pengobatan tersebut. Pilihan E tidak diperlukan untuk pengkajian prioritas klien post partum.

Strategi Mengerjakan Soal: Perhatikan kata kunci “prioritas.” Abaikan pilihan A dan C karena pilihan tersebut serupa dan berhubungan satu sama lain. Untuk memilih jawaban lain, Gunakan ABC, tekanan darah merupakan metode untuk mengkaji sirkulasi.
Review: Efek samping Methylergonovine
Kompetensi: Asuhan dan manjemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan Kognitif
Keilmuan: Maternitas
Proses Keperawatan: Pengkajian
Upaya Kesehatan: Preventif
Kebutuhan Dasar: Aman dan nyaman
Sistem Tubuh: Reproduksi



6. Klien dalam tahap penyembuhan dari cedera kepala baru sadar dan berespon erhadap tindakan keperawatan. Perawat menilai bahwa klien dapat memahami tanda dan gejala mencegah peningkatan TIK jika dalam observasi klien dapat melakukan aktivitas mana?

A. Napas dalam dengan hidung
B. Latihan isometrik
C. Batuk dengan kuat
D. Bernapas selama peribahan posisi
E. Latihan berjalan

Jawaban : D
Rasional: Kegiatan-kegiatan dpat meningkatkan tekanan intraabdomen dan intatoraks secara tidak langsung akan meningkatkan TIK. Beberapa aktivitas di antaranya adalah latihan, isometrik, mengejan, batuk, bersin, dan membuang napas dari hidung. Menghenbuskan napas saat merubah posisi akan membuka glotis yang akan mencegah peningkatan tekanan intratoraks.
Strategi Mengerjakan Soal: Fokus pada pokok masalah, aktivitas yang akan meningkatkan tekanan intrakranial. Pikirkan kembali tiap pilihan jawaban dalam kaitannya dengan tekanan pada tubuh yang akan membantu anda mengabaikan tiap jawaban salah.
Review: Peningkatan TIK
Kompetensi: Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan
Domain: Pengetahuan Prosedur
Keilmuan: KMB
Proses Keperawatan:Evaluasi
Upaya Kesehatan: Kuratif
Kebutuhan Dasar: Cairan dan elektrolit
Sistem Tubuh: Saraf dan perilaku
Daftar pustaka: Dewit, Kumagai (2013), p. 508-509



Semoga Artikel Soal Uji Kometensi Keperawatan dan kunci jawaban serta pembahasan 2017, 2018, 2019 Lengkap ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan  kami do'a kan yang belajar soal-soal Uji Kompetensi (UKOM) disini ketika menghadapi UKOM sesunggunya dapat LULUS semua, aamiin.
Anda sekarang membaca artikel Soal Uji Kompetensi Keperawatan dan kunci jawaban serta pembahasan 2019 Lengkap dengan alamat link https://ukom-ners.blogspot.com/2018/03/soal-uji-kometensi-keperawatan-dan.html

Note : Soal Uji Kompetensi Keperawatan dan kunci jawaban serta pembahasan 2019 Lengkap Tulisan dari blog ini bersumber dari beberapa website dan materi soal-soal lainnya. Dilarang melakukan Kopi Paste tanpa izin dari kami ataupun pemilik website sumber aslinya. Tulisan ini dibawah perlindungan DMCA Pro 2019 DMCA.com Protection Status

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon